Sabtu, Agustus 22, 2009

Tegakkan Jamaah Islamiyah!

“Dan berpegang teguhlah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk”. (Qs. Ali Imran ayat : 103)

Akhir-akhir ini islam begitu terpojok. Seolah-olah setiap kejadian yang berkaitan dengan terror, pelakunya adalah orang islam. Islam sebagai sebuah agama terbesar di Indonesia dan terbesar kedua di dunia seakan-akan sebagai penyebab dari semua teror yang terjadi. Para Mubaligh islam begitu sulitnya untuk menyebarkan ajaran dakwah, meski sebenarnya dakwah yang diajarkannya sesuai dengan tuntunan Al-qur’an dan Al-hadits.

Meski ajaran yang dibawakan oleh Mubaligh tersebut sudah sesuai dengan Al-qur’an dan Al-hadits, tetapi di masyarakat banyak sekali terjadi pertentangan. Pertentangan ini terjadi terkait pemberitaan negatif yang begitu massif dari berbagai media televisi, media cetak maupun dunia maya (internet). Pemberitaan yang tidak berimbang.

Kecurigaan masyarakat terhadap ajaran islam yang menurut sebagian masyarakat adalah sesat sebagai pemicu. Para orang tua melarang anaknya berkumpul dalam sebuah majlis pengajian. Komunitas Masjid terpinggirkan. Tetangga yang pandai mengaji dan alim dijauhi sekaligus juga dicurigai. Ironisnya kegiatan yang mendikte tersebut dilakukan oleh orang islam terhadap ummat islam itu sendiri. Sekarang begitu sulitnya islam berkembang. Agama dijauhi, moral beragama masyarakat rontok.

Patut diselidiki sebenarnya siapa di balik semua terror yang terjadi. Yang mirisnya mengatasnamakan agama yaitu islam. Jikalau kita pandai, terror tidak akan terjadi. Logikanya orang islam sendiri tidak akan merusak agamanya sendiri. Sepertinya terdapat “dalang” yang bermain di belakang ini. Mencuci otak ummat islam yang pengetahuan islamnya masih “dangkal”. Menukil ayat Al-qur’an dan menyelewengkan tafsirnya sebagai sesuatu yang jitu untuk mendoktrin ummat islam yang “kurang pandai” tersebut.

Kepastian siapa “dalangnya”, silahkan Pemerintah dengan Polisi anti terornya bekerja membuktikannya, dan kita sebagai rakyat juga mendukung upaya tersebut.

Apabila kita menilik para mubaligh yang sekarang banyak bergerak dalam dakwah di masyarakat adalah sesuai dengan tuntunan islam, mungkin hanya beberapa saja di antaranya yang mengajarkan tentang “kekerasan”.

Banyak terjadi kekeliruan informasi di masyarakat awam. Mereka menilai simbol islam yang mengenakan jubah dan celana putung di atas mata kaki sebagai salah satu anggota jaringan teroris. Ini penyesatan informasi yang rancu. Padahal jika masyarakat awam memahami ajaran syari’at islam secara baik, kekeliruan anggapan tersebut tidak akan terjadi. Cara berpakaian demikian diajarkan oleh sang pembawa cahaya kebenderangan ummat yaitu Nabi Muhammad.

Tentang kebenaran Nabi Muhammad dapat dilihat di sini http://public.kompasiana.com/2009/05/15/berita-kebenaran-nabi-muhammad-saw-dalam-al-qur%E2%80%99an-dan-al-kitab/

Selayaknya kita yang mungkin lebih memahami tentang ajaran islam bisa memberikan pengertian yang lebih bijak mengenai ajaran islam yang sesungguhnya. Islam sangat mengajarkan kedamaian. Agama yang “Rahmatan lil ‘alamin”. Islam sangat menentang perilaku bunuh diri dan membunuh orang lain tanpa sebab yang dapat dibenarkan oleh Al-qur’an dan Al-hadits.

Jamaah Islamiyah yang benar adalah membangun aqidah dan akhlaq yang terpuji, bersama dalam ikhwanul muslimin (Ukhuwah Islamiyah), bersatu dalam naungan Al-qur’an dan Al-hadits. Bukan menyebarkan ketakutan di antara ummat manusia. Kita semua menentang bentuk terror dan kejahatan terhadap apa dan siapapun. Tugas seorang muslim dengan muslim lainnya adalah harus membangun kembali Jamaah Islamiyah. Jamaah yang sempat terkoyak oleh isu terorisme.

Sebagai ummat islam yang berakhlaq mulia, janganlah mudah terpicu oleh isu dari setiap hal yang menciderai nilai agama itu sendiri. Mari bersatu padu menegakkan Jamaah Islamiyah yang Rahmatan lil ‘alamin. Tidak mudah terprovokasi oleh informasi yang tidak berimbang. Mengejawantahkan ajaran agama dengan sopan, baik, dan bijak juga kaffah adalah modal utama untuk membangun Jamaah Islamiyah yang sempurna serta islami sesuai Al-qur’an dan Al-hadits.

“… dan tolong menolonglah kamu sekalian dalam mengerjakan kebajikan dan ketakwaan …” (Qs. Al-Maidah ayat : 2)

Wallahu ‘alam…Peace Ajah…

Tidak ada komentar: