Jumat, Desember 18, 2009

Perjamuan Air Mata (2)

Begitulah, nyata kedalaman cinta Tita terhadap Andi. Keberduan mereka ternyata setia diintip rembulan yang mulai meyingsingkan jubahnya perlahan, rupanya sang rembulan sedang mempersiapkan dirinya menjadi purnama, yang diharapkan mampu menebarkan kehangatan sinarnya.

Sejenak kemudian Andi berujar, “Engkau kini adalah kekasihku yang berangkat dari kehausan jiwa mengapung, dan purnama malam inilah yang telah menyaksikan keharuman cinta kita. Takkan aku biarkan mentari merongrong kelembutan cintaku dan cintamu. Mulai hari ini pertautan kasih kita takkan pernah kulepaskan hingga jiwa-jiwa kita dipanggil kembali oleh yang maha pemberi cinta. Aku harap engkau ikhlas menaungi kehidupan dan keberduaan kita hanya dengan sari madu lebah termanis sepanjang abad ini.”

Begitu lekatnya pertauatan cinta mereka hingga air laut dan ombak pantai pun bungkam tak sanggup mengomentari perasaan yang membalut keduanya. Malam sangat riang menapaki perjalanannya sambil menyebarkan semilir angin bersahaja mengelilingi perbukuitan kaki, di mana bebilik Tita singgah patri di pelatarannya. Dari situ seluruh keajaiban dunia seolah terlihat dengan jelas tanpa samar sedikitpun termasuk suara derai ombak yang menyapu kerang-kerang kecil di pantai.

Gemercik embun lirih membasahi dedaunan yang bergembira karena kemudaanya tersiram kesejukan yang siap mereka hantarkan nanti, pada kebutaan pagi, sejuk merenangi hamparan tanah yang sepertinya menghasrat kelembutan tetesan mega menggantung dari puri-puri lelangitan bersama temali bintang-bintangnya. Langit biru menyempurnakan malam yang damai itu, selaiknya mendukung keharmonisan kasih sayang antara Andi dengan Tita.

Tak sekedar bulan berlalu, berganti, enam purnama telah dilewati Andi dan Tita dengan kelezatan manis madu cinta mereka. Keduanya semakin menyatu dalam bingkai kasih tulus.

Andi membelai halus hitamnya rambut Tita seraya mengucap kata, “Persuaan rindu ini takkan pernah habis walau engkau kelak dipanggil yang maha kuasa. Akan selalu terkenang kerelaan cinta yang telah engkau pasrahkan semuanya untukku. Dan aku tak akan menghianati kesetiaan cinta yang selama ini engkau persembahkan. Kekasihku kaulah hidup yang sebenarnya kehidupan cinta, tiada terpupus bara taufan sekalipun.”

Tita yang dibelainya hanya terdiam terpaku, karena kesakitan mengelupasi rongga kehidupannya, sedikit demi sedikit parasnya memucat, sementara garis-garis kecantikannya masih nampak jelas tergurat mesra di peraduan wajahnya.

Senja kala itu terasa begitu lelap, menghantarkan kehidupan yang sementara, melambungkan ketakuatan-ketakutan akan bayang perpisahan. Hanya Andi yang merasakan kelembaban semilir angannya. Di pembaringan bebilik itu terlunglai Tita yang lemah, bertarung dengan kematian yang sedang menyapanya beringas.

Tak terelakkan kata-katanya melegam. Kepada Andi ia bertutur berat, “Maafkan aku kekasih, aku tak mungkin mampu menemanimu terus selamanya. Kehidupan kita akan terpisah seiring datangnya purnama ketujuh nanti malam. Ketakmampuan diriku ini janganlah engkau nisbikan dalam kedukaan yang panjang, karena memang selayaknya kehidupan akan berlangsung dan akan memisahkan dirinya sendiri, tatkala waktu penghabisannya telah tiba, kini saatnya bagiku menguntai cintamu, tapi aku tak sanggup mengecupnya. Jagalah dirimu dan cintamu, selalu dalam keadaan putih suci. Maafkan akau kekasih, bila mana perjamuan purnama kita tergenang air mata.”

Sekejap kemudian suasana bertambah semakin lengang, sunyi senyap, sepi, dingin, seakan tak ada perapian yang mampu menghangatkan bebilik cinta itu. Andi tak kuasa berkata-kata, hanya ditatapnya wajah kekasihnya yang diam, terbisu, meski dirautnya masih nampak tergurat senyum untuknya, namun senyum yang getir. Kepedihan harus merelakan kerinduan terbang, terbawa, akan terkubur pusara merah. Tak secuil cakap pun mengalir, meski sedesah. Mata Andi berkaca berkilatan emas, yang sesaat kemudian tertitik kesejatian cintanya mengalir, menetes, menyentuh bibir bisu Tita, seakan air matanya hendak merayapi kerongkongan Tita yang mendahaga kesejukan cinta.

Bathinnya berbisik lirih, “Seandainya engkau tak pergi secepat ini, mungkin keberduaan kita akan selalu dipenuhi keriangan, keniscayaan. Engkau akan selalu di hatiku kekasih, takkan padam bara suci cintamu di hatiku, hingga mungkin akan aku biarkan saja perjamuan air mata purnama ini kekasih.”

Perjamuan Air Mata (1)

Semenjak perpisahannya dengan Yanti anggrek yang memekarkan malam purnama valentine. Andi kembali mengarungi titian malamnya dengan berbagai perasaan kemarung sepi.kesenyapan batin yang merogoh angan lakunya menjadi padang rumput yang gersang tersambar kemarau gurun berkepanjangan. Musim seminya telah hangus dimakan bukit air mata yang digunduli penebang liar, penebang yang merobohkan kekuatan cinta,membakar salju rindu, menenggelamkan impian-impian nirwananya.

Air sungai yang mengalirkan seribu cinta, kering digerogoti pusara-pusara nafsu keinginan manusia yang congkak untuk memiliki desiran yang mempesona, memikat kesedihan nyanyian yang menguning dihempas angin dari utara. Bunga-bunga layu sebelum berkembangnya, putiknya berkafan tangisan musim dingin. Hari-harinya adalah kesengsaraan rindu yang membuka mulut nestapa-nestapa riak berkerut kebisuan kalbu mimpi. Gelak tawa bunga-bunga di taman halaman kerinduannya semakin mengiris perih jantungnya, jiwanya berontak.

“Aku harus keluar dari kungkungan ini, mendobrak maya kehidupan, melupakan mimpi yang selalu menghantuiku, mengubur dalam-dalam fase cinta yang memuakkan itu. Dan aku harus kembali berlari mencari sejatinya cinta pada muara perempuan-perempuan yang senantiasa mengalirkan madu rindu ke tempurung romanku.”

Andi segera melangkah mengemasi perilaku benang yang telah dirajutnya sebagai lapisan kulit keduanya. Ia membawa beberapa helai pintalan biru untuk berbekal dalam pencarian pelabuhan hatinya. Jalanan yang berdebu dan penuh liku berbukit-bukit terus Andi jelajahi tanpa kenal lelah. Peluh keringat membasahi sekujur angannya yang gersang terhantam sengatan matahari yang tepat berada di puncak ubunnya. Ia tetap tak peduli meski jiwanya tertunduk lesu di atas bebatuan yang membongkah nelangsa fikirannya.

Ketika mentari mulai menggantungkan sinarnya di balik hamparan senja yang menorehkan wajah-wajah sendu nan penat, Andi menyandarkan tatapannya pada kejauhan anyaman bebilik yang tersusun mesra di tiang kedirian bumi. Di sana ada kehidupan terpantul, sayup-sayup desiran angin dari dalam anyaman bebilik mengalunkan suara kenyamanan.

Andi mendekat dan berusaha menguak harmoni kedamaian dari dalamnya. Ruangan itu mengalirkan udara kebersamaan, dari setiap ujung telinganya mencerminkan warna-warna wajah yang saling memahami bahasa jiwa. Atap-atapnya memancarkan cinta dan membanjiri kerinduan Andi yang sempat kering diperasi keegoan ragawi.

Sungguh sifat-sifat kemanusiaan melingkari kehidupan susunan dan kemesraan rongga anyaman pada kedalaman isi ruangan bebilik itu, Andi mengisyaratkan mata dan hidungnya di kesampingan tembok ruangan itu, menyimak nuraninya sendiri dalam memantapkan tekadnya untuk memohonkan diri menyusupi tujuan-tujuan jiwa mengapungnya, serta menoleh buat segala kebaikan yang akan merengkuhnya.

Beberapa lamanya Andi merasakan kehangatan hidup dari luar tatanan kesturi cinta. Andi mengetukkan jemarinya di atas lempengan daun pintu yang dilumuri kemafhuman kasih yang berangkat dari ketulusan dan keikhlasan. Sebentar kemudian nampaklah perempuan setengah baya menghampiri Andi, dan mempersilahkannya memasuki ruangan. Dalam kedirian yang sederhana dikelilingi bunga-bunga serta pepohonan, setiap sudutnya di penuhi kesejukan rindu yang mengalir dari semua celah kehidupannya. Andi meletakkan tubuhnya di bilik-bilik rajutan bambu hening.

Direbahkannya kelelahan yang kemarin, sembari menghirup udara kenyamanan dan melahap seluruh pandangan di sekelilingnya. Dari balik horden kamar terdepan menampaklah dua sintal perawan cantik membawa sebingkis senyuman manis menghampiri Andi, untuk memperkenalkan keelokan parasnya pada Andi. Kedua perawan itu adalah saudara sekandung yang salah satunya sebaya dengan Andi, dan yang satunya lagi beberapa tahun kedewasaan di atas Andi.

Malam bergulir dengan tenang, memerdekakan sayap-sayapnya dari ikatan siang yang melelehkan kepenatan dalam lingkup air mata yang telah menisbikan cerita silam. Andi berusaha membuang jauh seluruh bayangan-bayangan yang menakutkan dari masa lalunya, dan melelapkan setiap jengkal kelopak matanya untuk mengusung mimpi-mimpi indah. Malam tak bertingkah aneh-aneh, Andi merasakan ketentraman tubuhnya di atas pembaringan tidurnya. Rembulan melihat tidurnya penuh dengan kenyenyakan yang dikelilingi oleh taman gairah kehidupan.

Dalam tidurnya Andi bermimpi menyaksikan berbagai keindahan, ia memandang sebuah rumah besar layaknya istana raja yang dihiasi lukisan-lukisan dinding dan patung-patung cinta. Di sekitarnya bertebaran taman bunga yang senantiasa dihinggapi lebah-lebah penghasil madu manis sebuah kerinduan.

Kemudian ia juga menatap rumah mungil dengan halaman yang luas dengan jalan setapak yang indah, menggambarkan resapan legit dan halusnya tutur rancang bahasa, seperti puisi yang menggabungkan irama sajak dengan keluasan arti.

Kebahagiaan malam berlangsung begitu damai melewati puri-puri bintang malam rembulan yang menyongsong fajar. Alam mencurahi perasaannya kepada pagi, dan gegaungan adzan yang melambangkan titah bibir Tuhan pada ummat manusia untuk menyibak hari dengan ketaatan.

Andi menghadapkan wajahnya ke arah suara nyanyian subuh untuk kemudian melaksanakan kewajiban atas nama penciptanya. Jiwanya dibangunkan oleh cahaya yang menyinari batinnya. Andi memunguti lidah kesunyian nirwana, meski kelaparan mencengkram dan menggerogoti tulang rusuknya, namun itu semua dilaluinya dengan penuh kekhusyukan. Pikirannya telah terbusana dengan sutra, dan setiap jemarinya dihiasi permata berharga yang hanya ia sanggup dapatkan dari kerelaan atas Tuhannya.

Pagi yang menyejukkan mata terpantulkan melalui warna-warna dan garis embun. Andi meneropongkan pandangannya keluar jendela, menerobos langit yang masih dihiasi bintang-bintang yang sedang berusaha berlari-lari menyumputkan tubuhnya dari kerlipan matahari.

Sejenak jiwanya hening sebelum sentuhan udara hangat membelai lamunan jendela persinggahannya. Didengarnya sapaan halus menderai renyah pada indera pendengaran Andi. Sesaat kemudian Andi menoleh ke arah muasal sapaan halus itu, dikembangkannya senyuman ke arah perawan di depannya, seperti senyuman pangeran menguntai wangi seorang putri tercantik. Perawan pun menyambutnya dengan semburat semu kekuningan pipinya, sembari mendekatkan dirinya pada Andi, ia lontarkan kembali senyum serta uraian ombak rambut temarumnya.

Setelah perawan tersebut duduk di sisi Andi, mulailah percakapan hangat antara keduanya. “Engkau terlahir begitu mempesona, biar rembulan bergabung dengan bebintangan, sinarnya takkan mampu menandingi kebeningan cintamu. Apakah engkau menghasrat cinta? Selayaknya aku ini menjelma sebagai insan yang berkelana sendiri, bertudung kesunyian yang membalut setiap pembuluh rindu. Apakah engkau hendak mengantarkan pendulum rindumu, menghadirkannya untuk diriku? Andaikan benar yang engkau hasrat adalah romanku, maka benarlah penyatuan antara diriku dan dirimu, segera membentuk gugusan prosa, laiknya cerita pertemuan Adam-Hawa di bukit ‘Arafah.”

Tita (nama perawan di sisi Andi tersebut) terdiam sejenak, merasakan seolah kehidupannya mengalir bersama-sama derai air sungai yang menuju melalui muara sebelum pertemuannya kembali di hamparan laut terluas.

Tita mulai memintal kata-katanya, “Aku adalah kesendirian yang terpatung di kedalaman senja, redup sinarnya. Aku telah terbata pada riak angin, di situlah persuaanku menepi perlahan, mendamparkan jiwaku di seonggok sunyi. Bila engkau hadir untuk membelah sepiku, akan aku sambut mentarimu dengan nyanyian pagiku, karena jauh sebelumnya, sebenarnya akulah yang terlebih dahulu mendamba segala eposmu.”

Pergenangan siangpun tak terasa telah berlari surut menyusu ke pematangannya. Sebelum senja lindap kembali, Tita mengajak Andi untuk bersua dan bercengkrama, menabirkan angin di pelataran.

Tita mendesahkan kepuitisannya, “Tertarikkah engkau terhadap alam yang terpantulkan keindahannya dari pusara air laut itu? Tidakkah engkau melihatnya itu sebagai anugerah Tuhan untuk setiap sudut tatapan mata kita? Seperti itulah kelahiran cintaku ini padamu, takkan lelah mengakasih, sepanjang zaman masih tetap menyembulkan nafas kehidupannya, aku akan selalu mencintaimu bersama rangkaian sukmaku.”

Senin, Oktober 26, 2009

Jangan Meremehkan Otak Tempe!


“Kenapa sih suka banget sama tempe?”… Begitulah pertama kali istri saya menanyakan pada saya, mengenai makanan favorit. Maklum waktu itu kami baru saja menikah sehingga istri saya belum mengetahui apa saja makan favorit saya. Kebetulan cara pernikahan kami tanpa proses yang panjang dan rumit. Pernikahan kami sederhana saja. Dipertemukan oleh kedua orang tua, saling berkenalan, saling suka dan menerima, dua hari kemudian kami langsung ijab qobul di depan penghulu, wali dan para saksi, dan resmilah kami menikah. Jadi seperti cerita Siti Nurbaya ya?…tapi yang ini tanpa paksaan koq, semuanya bisa saling menerima, ya mungkin lebih mirip skenario film Ayat-ayat Cinta atau Ketika Cinta Bertasbih. Ada yang belum menonton?…sebaiknya yang belum menonton bisa segera nonton, banyak pelajaran yang bisa diambil. Bukan promosi lho ya…

Akan tetapi saya bukan hendak menceritakan pernikahan kami lho…Saya hanya berkeinginan, bercerita dan sharing soal menu makanan. Ya termasuk tempe itu. Tempe merupakan makanan favorit saya, yang setiap hari hukumnya wajib ada dalam setiap menu yang dihidangkan. Apapun lauk utamanya, tempe pelengkapnya. Tanpa tempe, sepertinya menu makanan yang seenak apapun sepertinya hambar. Itu sepertinya sudah terpatri dalam otak saya kalau berbicara soal menu makanan.

Sekarang mari kita selidiki, apa saja sih kandungan yang terdapat dalam sebuah tempe. Simak baik-baik ya…

Di dalam sebuah tempe terdapat nilai gizi seperti kadar vitamin B2, vitamin B12, niasin, dan asam pantorenat. Bahkan hasil analisis, gizi tempe menunjukkan kandungan niasin sebesar 1.13 mg/100 gram berat tempe yang dapat dimakan. Kandungan ini meningkat kurang lebih 2 kali lipat setelah kedelai difermentasi menjadi tempe. Kandungan nilai gizi tempe juga jauh lebih baik dibandingkan kedelai biasa. Kandungan asam amino bebasnya lebih tinggi 24 kali lipat. Nilai serat, vitamin B kompleks, efisiensi protein, dan nilai asam lemak bebasnya juga lebih baik. Kadar zat besinya tinggi, yaitu 4 mg/100 gram.

Kandungan nutrisi yang terdapat di dalam tempe sangatlah tinggi. Tempe dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan asam amino, seperti tryptophan, threonin, isolusin, valin, dan histidin. Tempe juga mengandung vitamin B12.

Keunggulan yang dikandung dalam tempe adalah sebagai berikut:

  • Sumber antioksidan yang mengandung isoflavon aglikon sebagai pencegah kanker.
  • Hipokolesterolemik, menurunkan lipid atau lemak dalam darah.
  • Sumber vitamin B.
  • Mengandung vitamin B12. Vitamin tersebut umumnya terdapat dalam produk hewani tapi tidak dijumpai pada makanan nabati, seperti sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian.
  • Mengandung delapan macam asam amino esensial dan asam lemak tidak jenuh.
  • Mengandung serat tinggi.
  • Anti infeksi. Hasil survey menunjukkan bahwa tempe mengandung senyawa anti bakteri yang diproduksi oleh karang tempe (R. Oligosporus) merupakan antibiotika yang bermanfaat meminimalkan kejadian infeksi.
  • Daya hipokolesterol. Kandungan asam lemak jenuh ganda pada tempe bersifat dapat menurunkan kadar kolesterol.
  • Mencegah masalah gizi ganda (akibat kekurangan dan kelebihan gizi) beserta berbagai penyakit yang menyertainya, baik infeksi maupun degeneratif.
  • Mencegah timbulnya hipertensi.
  • Kandungan kalsiumnya yang tinggi, tempe dapat mencegah osteoporosis.
  • Mudah dicerna oleh semua kelompok umur, dari bayi sampai usia lanjut.

Masih banyak juga manfaat yang dapat diperoleh dari mengkonsumsi tempe, salah satunya untuk wanita. Ternyata tempe yang kaya akan isoflavon ini terbukti mampu menghambat proses penuaan dini khususnya untuk wanita menjelang masa menopouse.

Penelitian yang dilakukan di Universitas North Carolina, Amerika Serikat, menemukan bahwa genestein dan phytoestrogen yang terdapat pada tempe ternyata dapat mencegah kanker prostat, payudara dan penuaan (aging).

Hal ini diperkuat dengan riset yang dilakukan staf pengajar Fakultas Kedokteran Undip Semarang, Dr dr Prasetyowati SpKK yang menguji sekitar 30 responden wanita yang diminta mengkonsumsi kapsul berisi ekstrak isoflavon kedelai tempe selama tiga bulan.

Menurut Prasetyowati hormon ekstrogen dalam isoflavon kedelai bisa menghambat penuaan. Selain itu mengonsumsi kedelai untuk menjaga kecantikan selain murah juga aman, dibanding bahan kimiawi yang menjanjikan hasil cepat namun beresiko. Dari hasil yang dicatat, ternyata kulit wanita mengkonsumsi kapsul berisi ekstrak isoflavon kedelai tempe selama tiga bulan lebih kenyal dibandingkan dengan responden yang tidak diberi ekstrak isoflavon.

Masih menurut Prasetyowati, wanita paruh baya setiap harinya paling tidak membutuhkan 50-100 miligram isoflavon. Bila setiap 60 gram tempe mengandung 10 mg isoflavon, maka perempuan pada usia senja harus lebih banyak mengonsumsi tahu dan tempe.

Tempe yang mengandung isoflavon bukan hanya berguna bagi wanita, sekaligus bisa juga mencegah kanker prostat pada pria. Jadi, wanita dan pria yang memasuki usia 40 tahuan, disarankan lebih banyak makan tahu dan tempe yang kaya akan isoflavon.

Jika kita mengonsumsi tempe setiap hari, hal itu dapat memenuhi 62% protein yang dibutuhkan oleh tubuh, 35% riboflavin, 34% magnesium, 108% mangan, dan 46% tembaga. Selain itu, tempe hanya mengandung 3,7 gram lemak jenuh dan kurang dari 329 kilo kalori.

So, sudahkah anda mengkonsumsi tempe hari ini?…kalau belum, mari makan siang bersama saya. Dan hidangannya tentu saja TEMPE.

Sabtu, Oktober 24, 2009

Apakah Customer Boleh Tidak Membayar?

“Tolong sampaikan pada IM2, perusahaan tempat anda bekerja, apakah saya layak membayar layanan yang tidak dapat saya nikmati layanannya?… Setiap hari browsing 1 Tab saja tidak mampu, sementara IM2 meminta bayaran Rp. 176.000 per bulan. Apa ini namanya kalau bukan ‘…’ (anda tahu arti titik-titik itu)?…” Kira-kira itulah pesan singkat yang saya sampaikan kepada customer service IM2.

Mungkin sebenarnya apa yang saya tulis di sini lebih layak masuk ke dalam kelompok surat pembaca. Tapi saya pikir tak apalah dan tidak ada salahnya jika saya memasukkannya ke dalam blog kompasiana ini. Karena kalau tujuannya adalah ingin dibaca oleh banyak orang dan bisa tersampaikan pesan di dalamnya (terutama pada perusahaan yang bersangkutan), kompasiana merupakan salah satu wadah yang tepat untuk menyampaikan pesan atau surat terbuka ini.

Dunia internet atau lebih familiar orang mungkin menyebutnya dengan dunia maya adalah salah satu kebutuhan yang saat ini termasuk ke dalam kebutuhan primer. Dulu internet sangat sulit untuk didapat dan dinikmati secara luas dan bebas oleh setiap lapisan masyarakat. Dulu juga hanya orang yang mampu dan yang berkantong tebal saja yang dapat menikmati layanan internet. Dulu lagi hanya orang yang melek teknologi saja yang bisa mengaksesnya. Betapa tidak, lha wong masih susah mengoperasikannya toh.

Sekarang internet itu menjadi kebutuhan dasar setiap orang yang haus akan informasi yang up to date. Termasuk saya adalah yang kesehariannya tidak bisa terlepas dari kebutuhan jasa layanan internet. Pekerjaan menuntut sebagian besar aktifitas saya untuk on line. Untuk memenuhi kebutuhan on line tersebut, maka di kantor saya memasang dan menggunakan jasa layanan internet speedy paket office unlimited. Speedy dikenal lebih cepat dan lebih stabil, karena menggunakan optic serat kabel.

Akan tetapi saya juga membutuhkan layanan yang mempunyai fleksibelitas yang tinggi. Mensiasati kebutuhan yang sering on line dan dipadukan dengan kegiatan yang mobile, saya membutuhkan jasa layanan internet wireless. Wireless sangat fleksibel dan mudah dibawa kemana-kemana. Cukup dengan mengantongi modem yang besarnya tidak lebih dari bungkus korek api, selesailah masalah ribet ini menjadi praktis.

Banyak pilihan provider yang siap menyediakan layanan internet mobile. Aktifitas yang padat dan akses internet yang banyak tidak cukup bila menggunakan jasa layanan internet yang limited. Karena layanan internet yang limited yang berbasis pada kuota atau time base, dengan penggunaan yang relative lama dan banyak akan mengalami kerugian bagi saya, terutama dalam hal pembiayaan.

Solusinya adalah dengan menggunakan jasa layanan internet yang unlimited. Sekarang ini cukup banyak provider yang menyediakan layanan internet unlimited. Sebagai konsumen, wajar dong kalau saya memili-milih yang cepat aksesnya dan murah pula harganya tentu.

Pertama kali saya menggunakan Telkom Flexi. Pada awalnya layanan internet Flexi cukup memuaskan. Seiring dengan layanan yang cukup murah dan baik, rupanya banyak pengguna internet yang tertarik untuk menggunakannya. Setelah sekian lama banyak pelanggan yang menggunakan Flexi, masalah kecepatan akses menjadi terbengkalai. Telkom Fleksi rupanya tidak mau begitu saja menambah bandwichnya. Inilah sumber kekecewaan saya yang pertama. Untuk membuka email saja, butuh waktu yang sangat lama. Mungkin jika harus makan, tiduran sejenak, akses belum beres terbuka apalagi untuk membuka browsing lainnya. Wah…mungkin setengah “mampus” deh….

Kemudian saya pun memutuskan beralih ke jaringan GSM. Saya memilih IM2. Saya memulai langganan per tanggal 21 Oktober 2009 kemarin. Paket unlimited yang saya gunakan adalah IM2 pasca bayar. Dengan sistem berlangganan, awalnya saya berharap mendapatkan layanan internet yang memuaskan. Tapi apa boleh buat, untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Mungkin pepatah ini sangat tepat digunakan untuk mengomentari jaringan internet yang saya pakai.

Ketika pertama kali aktivasi, sudah keliatan lemotnya, tapi saya pikir masih wajar karena di jam sibuk dan tidak terlampau lama untuk menunggu. Namun kejadian ini berulang, bahkan yang lebih ‘mengerikan’ lagi tidak dapat terconnect. Kemudian saya kirim pesan singkat pada customer service yang melayani saya dalam melakukan aktivasi IM2 siang hari sebelumnya. Intinya saya menanyakan kenapa tidak dapat terconnect, padahal setting tidak ada yang dirubah dan sebelumnya bisa terconnect, meski lemot.

Jawaban singkat yang saya terima dari customer service tersebut pada mulanya saya memaklumi. Dengan alasan sedang ada perbaikan jaringan 3G katanya. Maklum saya sekarang tinggal di Bandar Lampur yang belum terdapat jaringan 3G, dan sekarang sedang dipersiapkan. Akan tetapi setelah 3 hari ini saya tidak bisa menikmati layanan tersebut, bahkan di malam (sekita pukul 19 s/d 22) hari saya 100% tidak dapat mengaksesnya. Kembali saya maklum. Tapi ketika pagi, siang, sore, saya tidak membuka browsing walau hanya sekedar email, rasa jengkel ini rasanya menggunung. Apakah saya layak membayar layanan yang tidak dapat saya nikmati layanannya?

Mungkin bagi teman-teman kompasiana yang lebih mengerti tentang hukum dan UU konsemen dapat memberikan masukkannya kepada saya. Apakah berhak seorang konsumen mencabut kembali perjanjian yang sudah disepakati, karena kesalahan bukan pada konsumen. Saya sudah menyampaikan keluhan ini kepada customer service IM2, tapi tidak ada tanggapan. Jadi pertanyaanya sekali lagi, Apakah Customer Boleh Tidak Membayar Layanan Yang Tidak Dapat DiNikmati Layanannya?…

Jumat, Oktober 23, 2009

Nila Gagal Menjadi Menteri Gara-Gara Rokok?


Berita dan isu mengenai kegagalan calon Menteri Kesehatan, Nila Juwita Alfansa Farid Moeloek terus berkembang. Di Metro TV pun, dalam acara yang selalu ditayangkan pagi-pagi dalam bedah editorial Media Indonesia, banyak penelpon yang berkomentar dan mempertanyakan macam-macam mengenai kegagalan Nila untuk menjadi Menteri Kesehatan tersebut.

Sedikit mengulas bedah editorial Media Indonesia di Metro TV. Disebutkan bahwa Nila adalah seorang guru besar UI dan dokter spesialis dokter mata yang sudah berpengalaman sebagai dokter yang prakter dan terjun langsung di lapangan. Juga sebagai seorang guru besar. Nila sudah sangat terbiasa dengan besarnya tekanan yang dihadapinya setiap kali berkecimpung di dunianya. Dan selama ini pula Nila selalu bisa mengatasi berbagai masalah dengan baik. Jadi apabila alasannya adalah Nila kemungkinan tidak tahan terhadap tekanan dan stress, saya pikir adalah argumentasi yang perlu dibuktikan terlebih dahulu.

Banyak hal yang bisa ditempuh oleh SBY sebagai Presiden untuk membuktikan kegagalan Nila menjadi Menteri Kesehatan. Salah satu dengan membuktikan hasil jejak rekam medis yang sudah dilalui Nila. Mempertegas status Nila, menerangkan persyaratan apa yang gagal ditempuhnya.

Pencitraan yang demikian terhadap ketidaktahanan seseorang yang dicalonkan sebagai seorang Menteri dalam mengelola stess adalah sangat absurd. Tentunya Presiden SBY sudah mengetahui banyak tentang latar belakang orang-orang yang akan dicalonkan sebagai pembantunya tersebut. Maka satu hal yang muskil apabila dikatakan Nila orang yang tidak tahan stress.

Setidaknya ini adalah penilaian yang dilatar belakangi dari aktifitas yang dilakukan oleh Nila sehari-hari. Sebagai seorang guru besar. Penggiat Dharma Wanita dan lain-lain.

Muncul dugaan lain, bahwa kegalalan Nila menjadi Menteri Kesehatan adalah karena factor X. Misalnya tekanan asing terhadap SBY. Faktor tekanan dari pengusaha rokok. Kita ketahui bersama suami dari Nila adalah Farid Moeloek, seorang mantan Menteri Kesehatan. Sekarang ini Farid aktif dalam kegiatan pengendalian tembakau dan rokok. Disinyalir apabila Nila menjadi Menteri Kesehatan, maka Nila akan diberlakukan kebijakan yang ketat terhadap tembakau dan rokok.

Ada juga faktor lain yang diperkirakan SBY lebih memilih Endang Rahayu Sedyaningsih sebagai Menteri Kesehatan Kabinet Indonesia bersatu jilid 2 ini. Salah satunya adalah kedekatan Endang dengan Namru (Naval Medical Reseach Unit Two). Dengan terpilihnya Endang SBY dapat menghindari tekanan besar dari Amerika.

Untuk membuktikan kapasitas dan kapabilitas Endang sebagai Menteri Kesehatan, minggu depan Komisi IX DPR direncanakan akan memanggil Menkes.

Menurut Ketua Komisi IX DPR Ribka Tjiptaning, "Agenda kita pertama sengaja kita akan panggil mitra kerja kita menkes baru minggu depan, mungkin hari Senin. Kita akan uji kualitasnya bagaimana. Kita akan melihat visi-misinya tentang kesehatan, rakyat miskin. Kalau dia bisa membikin rakyat miskin tidak lagi ditolak di rumah sakit, baru jago. Harus bisa melaksanakan amanat UU Kesehatan dan UU Rumah Sakit. Kalau bisa program Siti Fadilah (Menkes sebelumnya) juga bisa diteruskan,"

Ribka berharap Menkes dapat melaksanakan amanat beberapa Undang-undang yang dikawal Komisi IX DPR sebelumnya. Hal ini erat kaitannya dengan semangat DPR menyamakan hak masyarakat atas pelayanan kesehatan.

Sekarang mari kita lihat, apakah SBY berani mengungkapkan hal-hal yang dapat dibuktikan secara fakta, apa saja yang mengganjal Nila sebagai calon Menteri Kesehatan. Dan apakah Endang sebagai Menteri Kesehatan yang baru dapat lebih baik kinerjanya dari Menteri sebelumnya Siti Fadilah Supari.

So, we wait and see...and do your job with your best! Wahai Menteri Kesehatan yang baru.

Link 1; 2; 3

Berbuat dan Berusaha Itu Gampang


"Membuka usaha itu gampang", kata seorang teman berbicara sama saya. Saya sering dan selalu berpikir apa iya membuka usaha sendiri itu segampang yang diomongkannya itu?.

Ternyata tidak. Tidak segampang yang orang-orang bilang. Bayak hal yang harus dipersiapkan untuk memulai suatu usaha baru tersebut. Banyak energi yang terkuras untuk menyiapkan segala sesuatu tentang usaha itu. Pengalaman dibutuhkan. Keahlian diutamakan. Kerja keras diharuskan. Dukungan pendanaan pun harus turut dipersiapkan untuk kelancaran operasional usaha tersebut, baik pada saat akan memulai maupun ketika sudah berjalan.

Bagi orang yang dengan dana yang cekak, atau bahkan sama sekali tidak punya, ada cara lain yang bisa dilakukan. Apa saja?...tentunya banyak. Tapi tidak semua hal itu akan dituliskan di sini. Salah satunya yang sederhana tetapi sulit adalah kepercayaan dari sang pemilik modal.

Kita bisa saja mengelola usaha dengan bantuan modal orang lain. Tapi tidak semua orang yang punya modal bersedia menyerahkan modalnya begitu saja kepada kita untuk mengurusnya. Tentu prasyarat yang harus kita miliki adalah dikenal atau mengenal terlebih dahulu sang pemilik modal tersebut.

Apabila kita sudah dikenal dan lebih baik lagi kalau kita mengenal secara dekat sang pemilik modal, akan lebih mudah bagi kita untuk memulai usaha yang kita inginkan. Pemilik modal tentunya perlu tahu apa pengalaman kita. Apa keahlian kita. Sehingga modal yang ditanamkan tidak menguap begitu saja. Ini adalah salah satu faktor penting sehingga orang bisa menaruh kepercayaan bagi kita.

Pengalaman untuk membuka usaha sangat penting, sesuai dengan bidang usaha yang akan dibangun. Keahlian untuk mengelola usaha juga tentunya wajib dimiliki oleh orang yang akan mengembangkan bidang usahanya.

Bagaimana cara mendapatkan kepercayaan dan keahlian tersebut?...Saya sendiri sebagai pribadi adalah orang yang sudah cukup lama, lebih dari sepuluh tahun bergelut di dunia retail (Supermarket) mencoba sedikit berbagi. Cara yang harus saya tempuh untuk mendapatkan kepercayaan dari pemilik modal adalah bekerja dengan sepenuh hati, berdedikasi serta berloyalitas tinggi terhadap segala bentuk pekerjaan saya.

Di manapun dan untuk perusahaan apapun saya bekerja, sepenuh hati, berdedikasi serta berloyalitas tinggi terhadap suatu bidang pekerjaan adalah mutlak diperlukan. Inilah cara yang harus saya tunjukkan. Dengan lamanya waktu dan pengalaman dalam mendalami suatu bidang pekerjaan, maka dengan sendirinya keahlian pun akan terbentuk.

Sesuatu yang lain lagi yang wajib kita tunjukkan dalam bidang pekerjaan yang kita geluti adalah PRESTASI. Ya berprestasi dalam setiap hal yang kita kerjaan adalah kepatutan yang harus kita raih. Karena dengan prestasi, orang akan melihat dan tertarik untuk bekerjasama dengan kita.

Dengan demikian, tanpa kita harus meminta modal, sang pemilik modal akan dengan hati mempercayakan modalnya untuk dikelola sama kita.

Semoga lebih banyak lagi pemuda-pemuda Indonesia yang bermental Entrepreneur sejati. Dan semoga pemikiran untuk menjadi PNS pun bisa dikurangi, karena bagaimanapun juga PNS membebani keuangan Negara.

Negara yang maju perekonomiannya adalah Negara yang dipenuhi dengan Entrepreneur-entrepreneur sejati yang sukses.

Salam Sukses, salam kompasiana.

Kamis, Oktober 15, 2009

Poligami Nabi Muhammad SAW

Pernah suatu kali saya mempostingkan sebuah tulisan mengenai “Berita Kebenaran Nabi Muhammad SAW dalam Al-Qur’an dan Al-Kitab”. infonya dapat diklik di sini http://public.kompasiana.com/2009/10/14/poligami-nabi-muhammad-saw/

Dan di salah satu kolom komentar ada Mas Riza Hilmi yang mempertanyakan beberapa hal tentang apa yang pernah dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. Beberapa pertanyaan tersebut seperti ini :

1. Kenapa Nabi Muhammad Istrinya banyak ?
2. Kenapa Nabi menikahi gadis yang belum cukup umur?
3. Apakah Nabi seorang pedofil?

Dengan segala keterbatasan ilmu dan pengetahuan yang saya miliki, saya harus dapat menjelaskan beberapa hal yang dipertanyakan Mas Riza Hilmi tersebut. Jawaban ini penting, karena saya pikir untuk menghindari persepsi yang keliru mengenai Nabi Muhammad SAW. Terutama yang hadirnya dari pemikiran orang muslim sendiri khususnya dan non muslim pada umumnya.

Nabi Muhammad SAW yang begitu mulia dan agungnya, wajib kita jaga kehormatannya, apalagi apabila kita sendiri sebagai orang yang mengaku ummatnya. Jawaban saya atas beberapa pertanyaan tersebut seperti di bawah ini :

1. Kenapa Nabi Muhammad Istrinya banyak ?…Karena untuk meluaskan jaringan dakwah islam (info lengkap baca Sirah Nabawiah) dan untuk membantu para janda yang sudah tua dan miskin, seperti kita ketahui istri Nabi Muhammad kebanyakan adalah janda kecuali Siti ‘Aisyah.

2. Kenapa Nabi menikahi gadis yang belum cukup umur?…hubungan Nabi dengan Abu Bakar demikian dekat, dan untuk merpererat ukhuwah islamiyah Abu Bakar menikahkan ‘Aisyah dengan Nabi. Dan dalam islam gadis yang sudah baligh, berapapun umurnya boleh dinikahi dan Nabi Muhammad ketika menggauli ‘Aisyah sudah baligh (pernah mens) meski baru berumur 9 tahun, kalau mas Riza rujukannya adalah UUD perkawinan tahun 1974, maka islam tidak pernah mengenal UUD perkawinan tersebut yang hanya di buat DPR Indonesia “yang korup dan jauh dari Islam yang Kaffah”, kalau kita menggunakan UUD tersebut hanya karena kita warga negara Indonesia.

3. Apakah Nabi seorang pedofil?…Silahkan Mas Riza baca kembali tarikh islam, baik yang ditulis oleh sejarahwan islam maupun non muslim, jika tulisannya obyektif maka tidak ada sedikitpun indikasi Nabi seorang pedofil, pedofil adalah istilah pencabulan terhadap anak-anak di bawah umur (laki-laki atau perempuan) dan Nabi tidak pernah melakukan pencabulan terhadap siapapun termasuk ‘Aisyah istrinya.

Mudah-mudahan ini sedikit menjawab pertanyaan Mas Riza, kalau belum puas silahkan cari referensi lain (sangat banyak referensi tentang Nabi Muhammad)

Semoga Allah SWT menghapus keraguan hati kita tentang kebenaran Islam serta memberikan petunjuk dan ketetapan yang baik kepada kita semua, Amin.