Jumat, Mei 15, 2009

BERITA KEBENARAN NABI MUHAMMAD. SAW DALAM AL-QUR’AN DAN AL-KITAB (3)

Pengingkaran Yahudi dan Nasrani
Di sinilah umat yahudi dan nasrani mengingkari Al-Qur’an sebagai penyempurnaan kitab-kitab sebelumnya. Hanya Karena nabi Muhammad, bukanlah dari keturunan Bani Israil, jauh dari harapan besar mereka sebelumnya, yang mengharapkan nabi yang terakhir dijanjikan dalam Injil adalah dari Bani Israil. Dari pada itu juga mereka mulai menyelewengkan, menyembunyikan, mengganti, dan merubah sebagian besar isi dari kitab Taurat dan Injil baik yang berkenaan dengan keberadaan nabi Muhammad maupun ajaran yang lainnya.

Keterbatasan manusia rupanya telah dan sedang ditunjukkan oleh Allah, ini terlihat jelas setelah diadakan pembelajaran dan penelitian lebih lanjut dan mendalam terhadap Taurat dan Injil, rahasia kebenaran, risalah nabi Muhammad masih dapat ditemukan dalam perjanjian lama maupun perjanjian baru (Taurat dan Injil). Mari sejenak—jika berkesempatan—kita membuka dan membaca perjanjian lama, dalam Ulangan bab. 18 yang menyatakan : “Seorang nabi akan kubangkitkan bagi mereka dari di antara saudara mereka, seperti engkau ini…” (Ulangan. 18 : 18). Hal ini sangat tepat sekali bahwa sesungguhnya Ismail dan Ishak adalah saudara sekandung dari ayah yang sama, yaitu nabi Ibrahim. Dengan demikian mereka merupakan saudara dari Ibu yang lain, yang pada gilirannya nanti keturunan Ishak menjelma menjadi bangsa yahudi (Bani Israil), sedangkan keturunan Ismail beranak pinak menjadi bangsa Arab (suku Quraisy).

Sangat jelaslah kini kekeliruan orang-orang yahudi dan nasrani, karena termakan dogma sesat dari para Kardinal, Uskup, Pendeta dan apapun sebutan bagi mereka yang lainnya, yang kecewa atas kelahiran nabi Muhammad yang bukan dari golongan Bani Israil. Memang seperti itulah Allah telah menggariskan kepada umat yahudi dan nasrani bahwa mereka tidak akan senang kepada umat selain mereka, terutama islam. Sesuai dengan firman Allah yang berbunyi : “Orang-orang yahudi dan nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka.” (Qs. Al-Baqoroh : 120).
Dalam surat Al-Ahqaaf pun Allah kembali menjelaskan kemungkaran kaum Bani Israil. “Katakanlah : Terangkanlah kepadaku, bagaimanakah pendapatmu jika Al-Qur’an itu datang dari sisi Allah, padahal kamu mengingkarinya dan seorang saksi bani Israil (Abdullah bin Salam—Imam Abdullah Yusuf Ali menafsirkan Musa. As) mengakui (kebenaran) yang serupa dengan ( yang disebut dalam) Al-Qur’an lalu dia beriman, sedang kamu menyombongkan diri. Sesungguhnya Allah tiada memberi petunjuk kepada orang-orang yang dzalim.” (Qs. Al-Ahqaaf : 10).

Sebenarnya, kalau saja orang-orang yahudi dan nasrani lebih cermat dalam mensikapi para pendetanya dalam menyampaikan kuliah yang berkenaan tentang Al-kitab mereka, tentunya kecurangan dan ‘pembodohan’ terhadap mereka tidak akan terjadi. Banyak ayat yang pernah disampaikan Yesus kepada murid dan umatnya ketika itu yang disembunyiakn dan diselewengkan oleh para pemimpin yahudi dan nasrani, di antaranya apa yang tertuang dan dijelaskan kembali melalui bahasa Al-Qur’an dengan firman-Nya yang begitu indah : “Dan ingatlah ketika Isa putra Maryam berkata : “Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad).” Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata : “ini adalah sihir yang nyata.” (Qs. Ash-Shaf : 6).

Hanya karena nabi Muhammad berasal dari suku Quraisy, yang berarti bukan dari golongan mereka (sebenarnya kalau mereka bukan termasuk dari golongan orang yang keras kepala, mereka pasti akan membenarkan, karena Muhammad keturunan nabi Ibrahim juga dari Ismail, sedangkan mereka dari Ishak, seperti sudah diuraikan di atas), lantas Muhammad yang begitu mulia dan agung diperolok-olokkannya dengan keji dan hina, tak hanya itu mereka pun mendustakan Al-Qur’an sebagai kitab dan firman Allah, Tuhan yang mereka sembah juga, dengan mengatakan bahwa itu hanyalah bualan seorang Muhammad saja.

Belum lama terungkap, dari saat ini telah ditemukannya lembaran tulisan kitab Injil yang asli dalam gulungan kulit yang tersembunyi—disembunyikan oleh yahudi dan nasrani—di antara daerah dan perbatasan Yerussalen dan Libanon, memberitakan tentang kebenaran berita nabi Muhammad dan Al-Qur’an. (lebih lanjut baca Injil Didache, oleh DR. Ahmad Hijazi As-Saqa).

Kebenaran Al-Qur’an
Maka Allah pun menegaskan bahwasanya Al-Qur’an adalah kitab dan firman yang hak (benar) dan wajib diikuti oleh seluruh umat di dunia, dengan menurunkan ayat yang berbunyi : “Tidaklah mungkin Al-Qur’an ini dibuat oleh selain Allah ; akan tetapi (Al-Qur’an itu) membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan menjelaskan hukum-hukum yang telah ditetapkannya, tidak ada keraguan di dalamnya, (diturunkan) dari Tuhan semesta alam. Atau (patutkah) mereka mengatakan : “Muhammad membuat-buatnya.” Katakanlah : “(Kalau benar apa yang kamu katakan itu), maka cobalah datangkan sebuah surat seumpamanya dan panggillah siapa-siapa yang dapat kamu panggil (untuk membuatnya) selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.” (Qs. Yunus : 37-38).

Dalam surat Al-Baqoroh, Allah kembali menegaskan, bahwa Al-Qur’an hanya dibuat oleh-Nya sekaligus menantang siapa saja yang dapat membuat seumpamanya dengan firman-Nya : ”Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al-Qur’an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad). Buatlah satu surat (saja) yang semisal Al-Qur’an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. Maka jika kamu tidak dapat membuat(nya), peliharalah dirimu dari api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir.” (Qs. Al-Baqorah : 23-24).

Sekali lagi, kembali Allah memperjelas kebenaran Al-Qur’an, bahwa Al-qur’an tidak akan serupa dengan apapun, pernyataan ini dapat kita baca dan simpulkan dalam surat Al-Israa’ : “Katakanlah : “Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al-Qur’an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain.” (Qs. Al-Israa’ : 88).

Begitu benar dan sucinya Al-Qur’an yang telah diwahyukan Allah melalui malaikat Jibril kepada nabi Muhammad, sehingga tidak ada umpama apapun dan serupa apapun apa-apa yang terdapat dalam Al-Qur’an, karena di situ hanya kemurnian kalam Allah saja, sang maha mengetahui. Tidak ada perubahan sedikitpun yang dilakukan oleh orang terhadap kandungan Al-Qur’an, sebagaimana yang pernah orang-orang lakukan terhadap kitab-kitab Allah sebelumnya (Zabur, Taurat dan Injil).

Pernah suatu kali dihembuskan isu bahwa Al-Qur’an telah mengalami perubahan (Tahrif) baik secara lafadz maupun maknanya. Sekian kali ditegaskan bahwa Al-Qur’an tidak akan mengalami perubahan apapun dan oleh siapapun. (untuk mengenai kemungkinan tahrif Al-Qur’an, silahkan baca Ukdzubah Tahrif Al-Qur’an baina Al-Syi’ah wa Al-Sunnah, karangan Syeikh Rasul Ja’fariyan).

Untuk menjaga kemurnian Al-Qur’an Allah telah berjanji dalam surat Al-Hijr, yang berbunyi : “Sesungguhnya kami-lah yang menurunkan Al-Qur’an, dan sesungguhnya kami benar-benar memeliharanya.” (Qs. Al-Hijr : 9).

Terakhir, untuk menutup tulisan ini, jika orang-orang yahudi dan nasrani tetap saja tidak mengakui alias selalu mengingkari nabi Muhammad beserta Al-Qur’an yang ada padanya, ada baiknya mereka menyimak ayat ini : “sesungguhnya orang-orang yang mengingkari Al-Qur’an ketika Al-Qur’an itu datang kepada mereka, (mereka ini pasti akan celaka), dan sesungguhnya Al-Qur’an itu adalah kitab yang mulia.” (Qs. Al-Fushilat : 41).

Semoga orang yahudi dan nasrani diberikan petunjuk oleh Allah SWT.
APA MUNGKIN???...

Tidak ada komentar: