Kamis, Juli 09, 2009

8 Juli 2009 Untuk Bertamasya

Tanggal 8 Juli 2009 hari Rabu kemarin adalah hari bersejarah bagi seluruh bangsa Indonesia, karena merupakan hari pemilihan presiden langsung oleh rakyat Indonesia. Ini merupakan pilpres yang kedua (sebenarnya ketiga karena pilpres 2004 berlangsung dua putaran) yang diselenggarakan secara langsung dan rakyat dapat memilih bebas secara langsung pula sesuai dengan kehendak hati dan pilihannya.

Untuk sebagian masyarakat yang lain pilpres dijadikan sebagai penyaluran aspirasi politik yang mereka miliki, untuk menentukan presiden RI di masa mendatang, akan tetapi bagi sebagian masyarakat yang lain pilpres merupakan kesempatan bertamasya dan menikmati hari libur dari aktifitas sehari-hari yang mungkin menyenangkan dan tidak sedikit pula yang menganggapnya sebagai kegiatan yang menjemukan.

8 Juli 2009 untuk bertamasya ini terjadi di kalangan rekan-rekan sekerja saya, di mana biasanya mereka tidak dapat menikmati kebersamaan yang bebas karena disibukkan oleh rutinitas di kantor tersebut. 8 Juli 2009 adalah hari libur bagi semua karyawan di kantor saya, sedangkan hari-hari yang lain tidak bisa menikmati liburan secara maksimal, karena meskipun hari minggu atau pun tanggal merah sebagian karyawan tetap masuk dan sebagian yang lain libur. Inilah dinamika di kantor saya karena di hari minggu dan tanggal merah saling bergantian untuk masuk bekerja.

Kesempatan ini tidak disia-siakan oleh hampir semua karyawan di kantor saya untuk bertamasya di kawasan pegunungan yang berpantai, menikmati panorama pegunungan sekaligus nyiur angin pantai berpasir putih yang menyegarkan dan yang pastinya bebas dari intervensi pekerjaan yang tidak sedikit menyita kebebasan berpikir dan berbuat.

Kegiatan ini kami mulai dari pukul 10.00 pagi sesuai dengan kesepakatan bersama. Sedangakan kegiatan untuk memilih dalam pilpres bisa diatur oleh masing-masing individu, bisa dilakukan pagi-pagi sekali pada saat TPS baru dibuka agar tidak terjadi antrian yang panjang dan hak memlih dapat tersalurkan, tapi di sini tidak sedikit juga yang memilih untuk tidak memilih, alasanya?…bervariasi, ada yang karena bangun kesiangan, tidak mau antri di TPS karena pada saat mendatangi TPS ternyata sudah banyak antrian, ada pula yang memang sengaja golput karena alasan ideologi dan ada juga karena administrasi KPU.

Nah demi untuk melakukan kegiatan yang bebas dari segala atribut pekerjaan banyak yang lebih memilih untuk meninggalkan pilpres dan menikmati tamasya. Ini adalah sebagian fenomena masyarakat yang terjadi di lingkungan masyarakat dan hal ini tentunya tidak dapat terbantahkan karena memang inilah kenyataan yang ada dalam masyarakat kita, baik yang sudah sadar maupun yang belum sadar politik.

Terlepas dari semuanya mari kita nikmati saja realita kehidupan ini selayaknya kita sedang bertamasya. Peace ajah

Tidak ada komentar: